Welcome

Selamat Datang di Blog Raisa

Anda Merasa Stress? Belailah Kucing

Jumat, 24 Oktober 2008 1 komentar

Bagi penyayang kucing, judul kalimat diatas mungkin sudah tidak terlalu asing namun bagi yang tidak pernah memiliki atau terpaksa menjauhi kucing karena alergi terhadap bulunya, mungkin meragukan dan menganggap judul diatas hanya mitos atau sugesti belaka.

Selain kucing, anjing atau binatang berbulu lain, masih banyak binatang peliharaan yang diyakini dapat menjadi obat stres seperti burung atau ikan. Ikan!

Siapa yang tak pernah mendengar Lou-Han, si jidat menonjol dengan warna menyolok yang sedang menjadi primadona? Meskipun harganya mahal, sebagian masyarakat Indonesia tidak kehabisan akal untuk mengkoleksinya, termasuk mengalah memilih yang lokal biar sedikit ‘miring’ harganya.

Perkutut pun masih menjadi idola sebagian penyayang burung dengan suaranya yang indah, sekali lagi menghilangkan stres!

Stres dapat terjadi dalam berbagai kondisi dan situasi, demikian juga pelaku atau individu yang mengalami stres ini. Pelaku stres pun tidak hanya pada seseorang namun juga secara kolektif seperti masyarakat.

Hal itu disebabkan karena sumber stres dapat berasal dari apa pun, tergantung dari persepsi penerima.

Stress

Salah satu pendekatan untuk mengenal stres adalah pendekatan psikologik. Pendekatan psikologik menggambarkan bagaimana cara seseorang mempersepsikan suatu peristiwa atau kondisi, berperan dalam menentukan stres. Hal inilah yang dikenal dengan ‘Model Penilaian’ atau ‘Penafsiran stres’.

Stres dirumuskan sebagai suatu keadaan psikologik yang merupakan representasi dari transaksi khas dan problematik antara seseorang dan lingkungannya. Selye mengungkapkan adanya ‘stresor’ yang merupakan unsur lingkungan dari stres (1950).

Sedangkan hakekat sumber stres dalam pendekatan psikologik adalah semua kondisi atau situasi yang ada dalam kehidupan kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut dapat ditarik kesimpulan bahwa stres merupakan kondisi yang timbul saat seseorang berinteraksi dan dan bertransaksi dengan situasi-situasi yang dihadapinya dengan cara-cara tertentu.

Reaksi stres yang muncul mengikuti stres yang dihadapi dapat berupa reaksi fisik, psikologis dan tingkah laku. stres juga dapat berlangsung dalam jangka waktu pendek atau berkepanjangan.

Bila pendek, biasanya tidak menjadi masalah besar namun bila panjang dan tidak dapat dikendalikan maka dapat memunculkan efek-efek negatif seperti depresi, sakit jantung, nafas sesak dan lain sebagainya.

Stres yang berakibat negatif dipersepsikan sebagai sesuatu yang merugikan atau menyakitkan dan disebut dengan distres, sedangkan stres yang menghasilkan perasaan menyenangkan, menantang, meningkatkan gairah dan prestasi serta meningkatkan produktivitas disebut dengan uestres (Selye, 1982).

Dalam menanggulangi stres, upaya yang harus dilakukan tidak hanya sebatas mengatasi stres saja, namun tersirat juga usaha menyesuaikan dan mengadaptasi secara efektif terhadap tuntutan-tuntutan yang dihadapi.

Teman Sejati

Karen Allen, seorang peneliti dan guru besar Universitas New York di Buffalo, mengatakan: ”Kami menangkap bahwa orang memandang binatang peliharaannya sebagai sumber yang berharga dan penting dalam dukungan sosial.”

Menurut studi terbarunya, dalam kondisi stres mungkin seseorang lebih baik bersama binatang kesayangan daripada teman bahkan pasangan. Dalam studi sebelumnya ditemukan pula bahwa seseorang yang memiliki binatang peliharaan, ternyata terdapat tingkat stres yang rendah, bahkan menurunkan angka rata-rata kematian serangan jantung.

Allen mengemukakan, kehadiran binatang kesayangan meringankan efek stresor pada detak jantung, tekanan darah dan mempercepat pemulihan ke tingkat mendasar.

Binatang peliharaan juga membantu menurunkan ke level garis dasar pemiliknya pada kenaikan kardiovaskular serta meningkatkan kemungkinan pemilik binatang menganggap stresor sebagai sesuatu yang ‘menantang’ daripada ‘mengancam’.

Lalu bagaimana hal itu bisa terjadi, apakah memang karena sugesti dan kepercayaan yang telah berkembang di masyarakat, atau ada hal lain?

Binatang kesayangan menurunkan tingkat stres dengan menghadirkan ‘nonjudgmental companionship’, dukungan yang sulit dilakukan oleh seorang sahabat atau bahkan pasangan. “Sebesar apapun kita meyakini seseorang berada pada posisi kita, selalu ada penilaian atau evaluasi,” kata Allen (Benson,2002).

Cobalah

Penelitian Allen telah membuktikan dan menguak misteri keistimewaan binatang kesayangan. Sahabat yang hadir tanpa menghakimi! Tentu saja, karena ia bukanlah manusia, walaupun dapat memberikan respon bila kita mengelus atau menyayanginya.

Perawatan yang baik membuat sesorang merasa memiliki, dan binatang peliharaanpun menjadi ‘mengenal tuannya’ sehingga terjadilah persahabatan antar keduanya. Namun demikian hal tersebut bukanlah berarti teman ‘manusia’ tidak penting lagi.

Adakalanya, seseorang membutuhkan diskusi atau umpan balik dari kegundahan hati, namun ada saatnya seseorang hanya ingin didengar, hanya butuh ‘tempat sampah’ untuk membuang semua yang menyesakkan dada. Nah saat inilah binatang kesayangan mungkin bisa membantu.

Dengan sentuhan jemari anda ke bulunya yang lembut, liukan mereka saat bermanja di pangkuan, atau lonjakan tubuhnya mengejar bola bisa membuat Anda tertawa lepas, hingga mengendurkan otot-otot yang tegang dan melupakan persoalan hidup yang sedang menghimpit.

Binatang peliharaan bisa saja ikan, burung, kucing, anjing, kelinci, atau iguana, terserah pada selera dan juga kemampuan finansial anda, yang penting diketahui kini adalah mereka akan menjadi sahabat yang meredakan stres dan membuat Anda melihat stresor sebagai tantangan hidup, bukan ancaman. Selamat mencoba!

1 komentar: to “ Anda Merasa Stress? Belailah Kucing so far...